Kenali Tipe Pembeli Jadi Penentu Closing!

Sebagai penjual, pasti diantara temen-temen ada yang mengalami “susah closing”, padahal mungkin yang mengunjungi atau yang melihat produk temen-temen itu banyak.

Sebagai penjual, pasti diantara temen-temen ada yang mengalami “susah closing”, padahal mungkin yang mengunjungi atau yang melihat produk temen-temen itu banyak.

Market ada, tapi hanya datang saja kemudian pergi.

Kenapa? Apa produk kurang menarik? Belum tentu.

Apa calon pembeli tidak tau produk yang kita jual? Bisa jadi.

Tapi tunggu, kenapa tidak tau padahal sudah melihat?

Ini yang akan kita kupas, kenali dulu market-market kita agar tau apa langkah apa yang harus dilakukan untuk bisa closing karena tiap market cara pendekatannya beda-beda.

Market sendiri diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu cold market, warm market, dan hot market.

Cold market

Seperti namanya, cold market berarti market yang dingin. Dingin disini maksudnya adalah market tersebut belum tau terkait temen-temen, belum tau ada toko ini, belum sadar toko ini jual produk A misal. Jadi tugas temen-temen adalah membuat market yang belum tau menjadi tau.

Ingat, dalam fase ini tujuan utamanya bukan penjualan, namun awareness/sadar dulu dengan adanya toko/produk temen-temen. Jika dari yang belum tau menjadi tau kemudian tertarik akan lebih mudah didekati.

Misal bawa calon customer ke landing page atau sosmed untuk berinteraksi. Kalau di instagram jualan kosmetik coba kasih tips-tipsnya kemudian akhiri kalimat/caption yang bisa memancing market untuk berinteraksi. Selain itu temen-temen bisa bagikan humor, quiz ringan dan lain-lain. Konten ini harus update secara konsisten.

Paling tidak, ada audience yang tau tentang apa yang dijual oleh temen-temen. Kalau di instagram misal akhirnya di follow.

 

Warm market

Lanjut ke market setelah cold yaitu warm market. Warm market di sini berarti market adalah orang yang sudah tau tentang toko/produk temen-temen, sudah aware, namun belum menjadi buyer.

Di sini temen-temen akan menemui calon pembeli yang tertarik dan dm misalnya hanya sekedar memberikan pertanyaan-pertanyaan dasar, atau di web waktu registrasi mendapat email dari calon pembeli. Nah ini adalah asset berupa data yang bisa temen-temen kelola karena sangat berharga.

Data dulu tidak masalah, belum beli dulu tidak masalah, nanti suatu saat pasti beli, ikuti alur dan step-stepnya. Mulai bertempur secara halus, harus telaten follow up, berikan edukasi, bagikan konten, testimoni, atau keuntungan membeli produk.

 

Hot market

Nah sampai juga di tipe terakhir yaitu hot market. Market tipe ini adalah orang yang sudah tau, sudah kenal, dan sudah siap untuk membeli produk dari temen-temen. Pada level ini temen-temen sudah bisa menggunakan metode hard selling.

Berikan promo diskon atau gift untuk pertama kali beli. Di sini jika sudah closing temen-temen harus menjaga buyer puas dengan produk, sistem maupun pelayanan yang diberikan sehingga next bisa repeat order dan menjadi pelanggan.

Jadi mulai saat ini yang temen-temen harus lebih perhatikan adalah langkah atau prosedur dan jangan abaikan data sekecil apapun karena itu adalah asset yang bisa dikelola.

Pastikan menyimpan data entah itu email atau nomor whatsapp sebanyak-banyaknya. Bagikan promo atau konten atau tips yang bisa menarik orang untuk aware dan kemudian membeli produk temen-temen, jangan lupa testimoni itu penting sekali.

Jangan langsung menyalahkan misal instagram tidak berhasil ganti Facebook Ads dll padahal belum paham sistem kerjanya.

Bisa jadi kita memang belum mengenal market kita sendiri.

0 0 votes
Article Rating

Related Article

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments